Press – Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) https://sejiwa.org Perlindungan Anak, Tanpa Batas. Mon, 14 Apr 2025 06:45:33 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://sejiwa.org/wp-content/uploads/2023/11/cropped-LOGO-SEJIWA-COBA-01.png-32x32.webp Press – Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) https://sejiwa.org 32 32 TikTok Bersama SEJIWA Serukan Edukasi Keamanan Digital di Sekolah, dan Mengajak Orang Tua Terlibat Aktif. Seru Berkreasi dan #SalingJaga 2025 https://sejiwa.org/tiktok-bersama-sejiwa-serukan-edukasi-keamanan-digital-di-sekolah-dan-mengajak-orang-tua-terlibat-aktif-seru-berkreasi-dan-salingjaga-2025/ Mon, 10 Mar 2025 04:25:31 +0000 https://sejiwa.org/?p=6220 Memasuki tahun 2025, TikTok semakin memperkuat komitmennya untuk menciptakan ruang digital yang aman bagi remaja. Melalui program Seru Berkreasi dan #SalingJaga, TikTok kembali melanjutkan upayanya dalam mengedukasi remaja dan orang tua mengenai keamanan digital.

2450216

Pada tahun kedua pelaksanaannya, TikTok bekerja sama dengan SEJIWA Foundation untuk menyelenggarakan roadshow edukasi hingga 10 sekolah menengah atas di Jabodetabek. Untuk memperluas dampak, mereka juga menggandeng Keluarga Kita, organisasi yang fokus pada pendidikan keluarga di Indonesia, guna mengajak orang tua aktif dalam mendampingi remaja di dunia digital.

“Remaja harus merasa aman berekspresi di dunia digital, dan orang tua perlu aktif mendampingi perjalanan digital anak remaja mereka,” ungkap Anggini, di Jakarta, Kamis (13/2/2025). 

Menurut laporan UNICEF pada 2024, disampaikan bahwa 74% dari 30 juta anak pengguna internet di Indonesia menggunakan gawai tanpa pengawasan orang tua. Oleh karena itu, program Seru Berkreasi dan #SalingJaga bertujuan untuk membuka komunikasi antara orang tua dan remaja, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dunia digital.

“Keberlanjutan program ini sangat penting, baik bagi orang tua maupun remaja,” tambah Anggini Setiawan. 

TikTok berkomitmen untuk memberdayakan orang tua dan remaja dengan pengetahuan dan alat untuk menavigasi dunia digital dengan aman, setelah sebelumnya telah berinteraksi dengan lebih dari 600 orang tua dan remaja dalam roadshow tahun lalu.

Bersama SEJIWA Foundation, TikTok kembali mengadakan sesi diskusi interaktif di sekolah-sekolah dengan melibatkan kreator TikTok yang berbagi cara untuk berekspresi dengan aman. Diena Haryana, Founder SEJIWA Foundation, mengungkapkan kebanggaannya bermitra dengan TikTok untuk mendukung remaja agar dapat berinteraksi secara positif di dunia digital.

Selain itu, TikTok juga menggandeng Keluarga Kita untuk menyusun panduan praktis yang membantu orang tua memahami tantangan dunia digital. 

Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi remaja dan memperkuat peran orang tua dalam mendampingi perjalanan digital anak-anak. Dengan fitur-fitur seperti Pelibatan Keluarga dan Pusat Keamanan Remaja, TikTok memberikan perlindungan lebih bagi pengguna remaja, menjadikan dunia digital lebih aman dan terkontrol.

]]>
Press Release Sarasehan Perlindungan Anak di Ranah Daring https://sejiwa.org/press-release-sarasehan-perlindungan-anak-di-ranah-daring/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:06 +0000 http://sejiwa.org/?p=2459 PRESS RELEASE
SARASEHAN TERKAIT PERLINDUNGAN ANAK DI RANAH DARING
MENDENGAR SUARA ANAK DAN ORANGTUA BERSAMA PEMANGKU KEPENTINGAN
JAKARTA, 9 OKTOBER 2019

 Sarasehan terkait Perlindungan Anak di Ranah Daring pada hari ini mengajak semua pihak yang berkepentingan terhadap anak untuk bersama-sama mengusung isu-isu rentan di ranah daring. Akhir-akhir ini isu rentan yang mengemukan di ranah daring adalah isu-isu yang terkait dengan asusila, seperti pornografi serta eksploitasi seksual terhadap anak di ranah daring.

Temuan-temuan di lapangan telah menunjukkan bahwa isu-isu rentan ini telah berdampak terhadap anak-anak sebagai korban, diantaranya:

  • Pada Oktober 2019, Sulawesi Utara, 5 pasangan anak berusia 7 tahun, melakukan hubungan seksual bersama-sama, karena mereka mengikuti apa yang mereka lihat pada gadget mereka.
  • Pada Juli 2019, Jakarta Barat, seorang predator anak berusia 27 tahun telah melakukan online grooming dengan cara mendekati anak lewat online games, sehingga 10 anak telah menjadi korbannya.
  • Agustus 2018, BKKBN bersama UNESCO menemukan 96,7% murid di Jakarta Pusat dan Pandeglang telah terpapar pornografi, dan 3,7% telah kecanduan.
  • 2018 Ecpat Indonesia menemukan 150 kasus terkait anak, dimana 15 kasus merupakan prostitusi online, dan 3 kasus adalah online grooming, dan 42 kasus merupakan pornografi online. Total jumlah anak-anak yang dieksploitasi secara seksual sebanyak 379.

Pada FGD yang kami lakukan, terkuak bahwa banyak orangtua telah memberikan gadget pada anak bahkan pada usia di bawah lima tahun. “Penggunaan gadget tanpa pendampingan di usia dini bisa jadi sumber dari permasalahan yang ada, karena minimnya pendampingan anak dari orangtuanya di ranah daring, dimana orangtua justru memberikan gadget pada anak-anaknya agar mereka tidak mengganggu, atau agar mereka diam tenang. Pembiaran banyak terjadi, karena orangtua tidak menyadari adanya konten-konten negatif di ranah daring”, Ibu Dwi, orangtua, peserta FGD orangtua, dan narasumber orangtua dalam sarasehan.

Selanjutnya, Bapak Tony Seno, Praktisi Teknologi Digital, menyampaikan: “Anak anak Gen Z beradaptasi dengan teknologi digital jauh lebih cepat dari orangtuanya. Namun mereka tetap anak-anak yang belum memiliki pengalaman hidup yang cukup, sehingga mereka sangat rentan terhadap kejahatan-kejahatan di internet. Adalah merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai orangtua, pemerintah, bisnis ataupun lembaga non-profit untuk saling bekerjasama melindungi anak-anak ini, sampai anak ini cukup dewasa untuk bisa membedakan yang baik dan buruk di dunia digital”.

Bapak Harris Iskandar, Dirjen Paud Dikmas, Kemendikbud, menyampaikan bahwa: “Keluarga merupakan salah satu pilar dalam tri sentra pendidikan (rumah, sekolah dan masyarakat) yang berperan penting dalam membentuk generasi emas yang berkarakter dan berbudaya prestasi di masa yang akan datang. Saat ini peran keluarga semakin penting. Terlebih lagi karena waktu kebersamaan antara orang tua dan anak di rumah kian berkurang, tergantikan oleh kehadiran teknologi informasi. Selain itu dengan semakin tingginya kesibukan orang tua,

anak-anak semakin kurang mendapat perhatian, terutama dari figur ayah”.

Menutup sarasehan ini, Diena Haryana, Pendiri SEJIWA, mengekspresikan harapannya: “Harapan terbesar untuk solusi dari kerentanan anak di ranah daring ini adalah di tangan keluarga. Diperlukan pendampingan orangtua terhadap anak ketika mereka ada di ranah online, serta kedekatan keluarga yang membuat anak tidak perlu mencari pelarian di internet. Jangan terjadi pembiaran anak di internet. Dan bebaskan ruang tidur dari penggunaan gadget, sehingga istirahat anak cukup, dan anak dapat termonitor dengan baik bila menggunakan gadget di ruang yang lebih terbuka”

Dipersiapkan oleh:
Diena Haryana
SEJIWA, Pendiri
9 Oktober, 2019
0815 9500216

]]>
Overview : Asian Children’s Summit 2019, Thailand https://sejiwa.org/overview-asian-childrens-summit-2019-thailand/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:06 +0000 http://sejiwa.org/?p=2491 Hallo Sahabat Sejiwa!

Pada tanggal 25-30 November 2019, SEJIWA berkesempatan mengikuti kegiatan ASIAN CHILDREN’s SUMMIT 2019 di Bangkok, Thailand. Asian Children’s Summit 2019 merupakan ruang ramah anak, inklusif, dan gender-sensitive space untuk anak-anak dari Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur. Kegiatan ini juga berkumpul bersama untuk membentuk pendapat anak dan memberikan rekomendasi mengenai realisasi hak-hak anak. Tujuan keseluruhan dari kegiatan ini adalah untuk berkontribusi pada implementasi hak anak untuk didengar. Secara khusus, Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan rekomendasi anak-anak tentang realisasi hak-hak mereka; membangun kapasitas advokasi anak-anak; dan menyediakan tempat untuk pertukaran budaya atas kontribusi anak-anak sebagai advokat.

Diadakan kegiatan ini dalam rangka peringatan 30 tahun adopsi Konvensi PBB tentang Hak Anak (UN CRC), empat tema utama Asian Children’s Summit 2019 ini adalah violence against children (kekerasan terhadap anak-anak), children’s rights and the environment (hak-hak anak dan lingkungan) , children’s rights in the digital environment (hak-hak anak di lingkungan digital), dan children on the move (anak-anak saat bepergian). Tema-tema ini dibahas dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) , Keadilan untuk Anak-anak, dan Partisipasi Anak.

Pada kegiatan ini perwakilan dari Indonesia terdiri dari 3 anak (Children Delegates) dan 3 orang dewasa yang menemani (adult mentors) dengan membawakan isu yang berbeda-beda dalam kegiatan tersebut, yaitu Emil Rahadian Fadhilah, siswa SMP Labschool Cibubur sebagai Children Delegate dengan Lindia Fauziah sebagai Adult Mentor yang mewakili ID COP (Indonesian Child Online Protection) dengan membawa isu “children in the digital environment”, Vio Fisnanda sebagai Children Delegate dengan Retno Ekaresti Permatasari sebagai Adult Mentor mewakili Yayasan Embun Pelangi dari Terre des Hommes membawa isu “violence against children” dan Grensi Pransina Situmorang sebagai Children Delegate dengan Dewi sebagai Adult Mentor mewakili SOS Children Village Indonesia dengan membawa isu “Healthy Environment”.

Asian Children’s Summit 2019 ini menghasilkan serangkaian rekomendasi anak-anak yang menginformasikan keputusan dan tindakan badan antarpemerintah regional, badan PBB, dan organisasi masyarakat sipil. Ini diselenggarakan oleh SAIEVAC (South Asia Initiative to End Violence Against Children atas nama SAARC), ACWC (ASEAN Commission on The Promotion and Protection of The Rights of Women and Children atas nama ASEAN), dan CRC Asia (Child Rights Coalition Asia).

 

Created By Lindia FauziahDSC01574 Edit

]]>
PELUNCURAN PROGRAM “TANGKAS BERINTERET” https://sejiwa.org/peluncuran-program-tangkas-berinteret/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:06 +0000 http://sejiwa.org/?p=2511 PELUNCURAN PROGRAM “TANGKAS BERINTERET” KOLABORASI ANTARA GOOGLE DAN SEJIWA
JAKARTA, 10 FEBRUARI 2020

Dalam rangka menyambut hari Keamanan Berinternet (Safer Internet Day) yang jatuh pada tanggal 11 Februari, Google Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (KEMENDIKBUD) , KemenPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), KEMKOMINFO (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia), Siberkreasi, serta ID-COP (Indonesia Child Online Protection) mengadakan workshop dan peluncuran program #TangkasBerinternet, sebuah program global literasi digital dan keamanan online yang dijalankan oleh Google yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kemampuan berinternet positif pada anak. Program #TangkasBerinternet memuat beberapa materi ajar untuk guru dan orang tua, situs terkait literasi digital, dan permainan berbasis web yang dapat membantu mengajarkan konsep literasi digital kepada anak-anak dengan bantuan guru dan orang tua. Terdapat 5 pilar penting dalam kurikulum #TangkasBerinternet yaitu Cerdas, Cermat, Tangguh, Bijak, Berani.

Workshop dan peluncuran program #TangkasBerinternet telah dilaksanakan pada Senin, 10 Februari 2020 di Ruang Graha Utama lantai 3, Gedung A – Ki Hadjar Dewantara, KEMENDIKBUD. Acara yang diawali dengan Event Opening oleh Ryan Rahardjo selaku Public Policy dan Goverment Affairs Manager Google Indonesia, lalu Performance Gemala Bernyanyi dari siswa-siswi Sekolah Gemala Ananda, kemudian Welcome Greeting oleh Putri Alam selaku Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah, Google Indonesia, dilanjutkan Lighting Talk oleh Diena Haryana selaku Pendiri Yayasan Sejiwa, selanjutnya ada perwakilan suara anak oleh Emil Rahadian Fadhilah dari SMP Labs School Cibubur, perwakilan suara guru oleh  Dian Diana dari SMPN 1 Cihampelas Bandung Jawa Barat, dialnjutkan perwakilan dari KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) oleh Bapak Harris Iskandar selaku Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah serta dihadiri oleh Ibu Bintang Puspayoga selaku Menteri Kemen PPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Acara ini berjalan lancar dan mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan masyarakat, kami selaku penyelenggara mengucap beribu-ribu terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam terselenggaranya peluncuran dan workshop #TangkasBerinternet.

Untuk mengakses #TangkasBerinternet, kalian bisa membuka website di g.co/TangkasBerintenet disana terdapat materi tentang keamanan online, menjaga privasi informasi pribadi, kurikulum yang berisikan 5 pilar penting dalam kurikulum #TangkasBerinternet yaitu Cerdas, Cermat, Tangguh, Bijak, Berani (CCTBB) yang juga termasuk games yang disebut “Interland”. Bila kita sebagai orang tua ada sub bagian “Keluarga” yang disebut “Family Link” yang berisikan bagaimana cara orang tua menjaga dan melindungi anak dalam bermain gadget, keamanan privasi anak, pemahaman orangtua dalam pengasuhan anak saat berinternet. Dan bila kita sebagai pengajar atau guru atau pendamping anak ada sub bagian “Pengajar” dimana pada website tersebut pengajar bisa mengajarkan anak dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan tangkas berinternet dan didalamnya berisikan kurikulum pengajaran materi tentang tangkas berinternet, panduan instruktur, power point atau slide jadi tidak perlu lagi untuk membuat power point untuk mengajarkan kepada anak, stiker dan lembar tabel skenario. Jadi dalam website g.co/TangkasBerintenet terdapat 5 materi yaitu,

  1. Promotion (berupa stiker #TangkasBerintenet),
  2. Preparation (PDF Kurikulum, Panduan Instruktur, dan Video),
  3. Presentation (Slides)
  4. Activities (Game Interland dan Papercraft)
  5. Post-Activity (Sertifikat dan Feedback)

Kami berharap setelah adanya program #tangkasberinternet di Indonesia ini anak-anak, keluarga, dan pengajar-pengajar seluruh indonesia dapat bersama-sama mengeksplorasi internet, meningkatkan keamanan dan kemampuan berinternet positif pada anak, dan memaksimalkan keuntungan internet.

Salam Tangkas Berinternet.

Yayasan Sejiwa

 

WhatsApp Image 2020 02 12 at 13.32.49

]]>
SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING Sesi 6 “Mengembangkan Anak menjadi Nitizen Unggul” https://sejiwa.org/siberkreasi-class-smart-parenting-sesi-6-mengembangkan-anak-menjadi-nitizen-unggul/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:05 +0000 http://sejiwa.org/?p=2607
RINGKASAN SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING
EPISODE 6
“Mengembangkan Anak menjadi Nitizen Unggul”
Sabtu, 20 Juni 2020
Via Zoom Meeting
#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

WhatsApp Image 2020 06 24 at 20.29.50 2Episode kali ini, Smart Parenting mendatangkan narasumber Ibu Widuri dari PLT Direktur Eksekutif ICT Watch dan tidak lupa Pematik kita yaitu Ibu Diena Haryana dari Sejiwa.

Orang tua yang bijak selalu melindungi, mendampingi, dan membimbing anak-anak di ranah digital agar mereka menjadi nitizen yang unggul. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia sebagai makhluk sosial tentunya butuh berkolaborasi dan bersosialisasi dengan orang lain, baik dalam dunia nyata maupun digital. Setaip anak, tentunya juga butuh bersosialiasi atau secara sederhananya berteman dengan orang lain di dunia nyata dan digital. Namun, perlu diketahui bahwa baik dunia nyata dan digital merupakan dua dunia yang dapat memberikan dua hal, yakni: positif dan negatif. Kedua dunia ini sebenarnya juga mempunyai bahaya yang sama.

Dunia digital yang datang untuk anak-anak mungkin dapat menjadi suatu kebiasaan dan keseharian di mana anak juga tidak perlu untuk belajar karena mereka sudah melihatnya dalam kesehariannya. Berdasarkan hal inilah, yang kemudian membuat tantangan tersendiri untuk orang tua; Bagaimana orang tua sebagai sumber utama pengasuhan dapat memainkan peran penting agar anak dapat menjadi nitizen yang unggul dalam dunia digital?

Sebagai orang tua yang tidak bisa mengelak akan adanya kemajuan teknologi dan paham akan dunia digital pada anak, kita perlu tahu bagaimana cara untuk menjaga anak dalam dunia digital yang mungkin saja memberikan sejumlah dampak negatif. Hal lain yang menjadi tantangan bagi orang tua adalah saat internet semakin kencang berkembang, keingintahuan anak semakin besar, dan anak memiliki kemampuan untuk bisa menggunakan internet lebih baik daripada orang tua: apa yang akan terjadi? Perlu diketahui juga bahwa seluruh aktivitas anak dalam dunia digital dapat memunculkan jejak digital. Jejak digital ini merupakan segala aktivitas yang dilakukan seseorang dalam dunia digital. Dalam hal jejak digital, orang tua memainkan peran penting untuk menjelaskan kepada anak bahwa apapun yang dilakukan di internet takkan lekang oleh waktu (akan selalu ada). Orang tua dan anak juga perlu memahami bahwa jejak dgitial mungkin akan berpengaruh di masa anak.

Pada awalnya, orang tua sebenarnya harus paham bahwa gadget bersifat netral, bukanlah suatu hal yang selalu menghasilkan dampak negatif. Gadget dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi penggunanya, tergantung dari bagaimana pengguna memaknai dan memakai gadgetnya. Orang tua yang bijak tentunya akan melindungi, mendampingi, dan membimbing anak untuk memakai gadgetnya. Berbagai hal dapat dilakukan oleh orang tua untuk dapat membimbing anak agar terhindar dari dampak negatif penggunaan gadget, antara lain.

  1. Parental control

Parental control merupakan hal yang mungkin tidak asing lagi didengar. Parental control merupakan kontrol yang diberikan orang tua terhadap aktivitas anak dalam bermain gadget. Tentu saja, parental control bukanlah sesuatu yang mudah dan praktis. Dalam menerapkan parental control sebagai bentuk mengawasan pada anak, orang tua perlu untuk membuat diskusi dengan anak. Pengawasan ini penting di mana orang tua perlu untuk tahu aktivitas yang dilakukan anak dengan gadgetnya. Diskusi ini juga penting agar orang tua dan anak paham tentang pentingnya kontrol orang tua untuk mengcegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak dalam dunia digital. Adanya diskusi ini juga bertujuan untuk membangun kepercayaan atau trust antara orang tua dan anak.

  1. Screen Time

Screen time merupakan waktu yang dihabiskan anak pada gadget. Screen time ini tergantung dari bagaimana suatu keluarga mengatur waktunya pada gadget. Setiap keluarga memiliki ritme yang berbeda, sehingga aturan atau batas waktu yang dihabiskan anak pada gadgetnya dapat disesuaikan dan didiskusikan bersama. Screen time perlu didiskusikan antara orang tua dan anak agar keduanya sama-sama memahami pentingnya batas waktu dalam bermain gadget.

  1. Screen break

Screen break merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendampingi dan membimbing anak dalam dunia digital. Screen break disarankan oleh ahli psikologi untuk menanamkan good habist atau perilaku baik. Sehingga, perilaku baik ini akan memunculkan keteraturan anak dalam mengerjakan sesuatu dan mencapai manfaat. Seperti contohnya, pada anak usia 16 – 18 tahun batas maksimal menggunakan gadgetnya adalah 4 jam dengan jeda waktu setiap maksimal 45 menit sekali berhenti (break) dalam aktivitas digitalnya. Semakin kecil usia anak, jeda waktu menggunakan gadgetnya juga akan semakin kecil. Sama halnya seperti parental control dan screen time, untuk mengatur screen break, keluarga dapat menyesuaikannya dengan kondisi keluarganya masing-masing. Hal ini karena setiap keluarga mempunyai ritme berbeda.

  1. Free screen zone

Free screen zone merupakan area bebas gadget di mana pada area ini anak-anak tidak menggunakan gadgetnya. Seperti misalnya, dalam ruang tidur dan makan. Dalam menerapkan free screen zone ini, dibutuhkan pembiasaan untuk bijak terkait dengan di mana kita dapat menggunakan gadget. Orang tua juga turut memainkan peran penting untuk disiplin dalam menerapkan free screen zone ini.

 

Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk melindungi anak dalam dunia dgital, baik melalui organisasi, komunitas, dan banyaknya penggerak anak yang fokus akan isu ini. Namun, hal yang seharusnya tidak dilupakan adalah bahwa orang yang harus melindungi anak-anak merupakan pendidik paling utama dan pertama: orang tua. Orang tua adalah orang yang akan mampu melindungi, mendampingi, dan membimbing anak untuk mengantarkan anak menuju manusia cerdas dan sukses dalam kehidupannya.

Anak dapat menjadi nitizen unggul tergantung bagaimana anak dan orang tua sama-sama memanfaatkan dunia digital dengan bijak. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu Diena “Nitizen unggul adalah anak-anak yang dapat dekat dengan keluarga, tapi juga bergaul dengan lingkungan positif, menjaga jejak digital, selalu memilih hal yang bermanfaat, mampu melindungi dirinya, cerdas dalam ranah online maupun offline, mampunyai karakter baik, dan mengetahui bahwa apapun yang dikerjakannya harus punya keputusan baik, dan melakukan hal bermanfaat untuk bisa mencari solusi-solusi dalam kehidupan”

 

Siberkreasi

In Collaboration with

Yayasan Sejiwa

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

]]>
SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING Sesi 7 “Mencegah Anak Teradiksi Gadget” https://sejiwa.org/siberkreasi-class-smart-parenting-sesi-7-mencegah-anak-teradiksi-gadget/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:05 +0000 http://sejiwa.org/?p=2610 RINGKASAN SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING
EPISODE 7
“Mencegah Anak Teradiksi Gadget”
Rabu, 24 Juni 2020
Via Zoom Meeting
#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

WhatsApp Image 2020 07 05 at 17.29.34 1 2Episode kali ini, Smart Parenting mendatangkan narasumber Ibu dr. Andyda Melia dari Founder Resourceful Parenting Indonesia dan tidak lupa Pematik kita yaitu Ibu Diena Haryana dari Sejiwa.

Dunia digital dan segala kesenangan yang ada di dalamnya merupakan hal yang tidak asing bagi setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Adanya unsur “entertaining” yang dapat memberikan perasaan luar biasa kepada anak menjadikan anak tertarik pada dunia ini. Padahal, dibalik kesennagannya, dunia digital bisa saja menjadi tempat yang tidak aman dna menimbulkan dampak negatif, salah satunya adalah adanya adiksi terhadap konten-konten yang ditawarkan.

 

Dalam dunia digital, banyak sekali konten-konten yang dapat memicu adiksi internet, yaitu sosial media, game online, konten pornogafi, judi online, kencan online, dan belanja online. Pada webinar sesi 7 ini akan lebih memfokuskan pada adiksi gawai (dalam hal ini adalah kasus adiksi pornografi) dalam kajian perkembangan otak anak. Survei yang didapatkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan pada tahun 2017, menyebutkan bahwa kurang lebih 6000 anak SMP dan SMA di 3 kota besar (Jakarta, Aceh, dan Jogja) menghasilkan data 95,1% remaja sudah mengakses pornografi dengan rincian 0,4% adiksi ringan dan 0,1% adiksi berat. Namun, sebenarnya yang menjadi pertanyaan adalah: kenapa begitu banyak anak mengakses pornografi dan apa yang membuat mereka tertarik?

Industri pornografi merupakan industri besar yang “mencari mangsanya”. Salah satu peneliti mengatakan bahwa industry ini menargetkan anak-anak yang masih kecil untuk dijadikan target. Hal ini karena mereka akan membuat anak-anak kecil pada awalnya diberikan konten secara gratis hingga akhirnya ketika sudah besar, anak sudah memiliki kecanduan terhadap pornografi yang kemudian akan menghabiskan uangnya dalam industry ini. Dalam dunia instrusi ini, konten menjadi hal yang dapat membuat anak menjadi kecanduan. Konten ini dapat muncul dalam berbagai media, mulai dari sosial media anak dan game yang anak mainkan. Pada awalnya, konten tersebut muncul secara tiba-tiba dan anak merasa tidak suka (jijik), namun perasaan ini akan memunculkan rasa ingin tahu yang besar dan kemudian akan menjadi dopamine (candu) pada anak.

Adanya bahaya nyata dari pornografi dapat dilihat juga dengan ¼ pencarian di Google adalah materi pornografi. Pornografi merupakan materi cetak maupun visual yang menunjukkan secara eksplisit organ seksual maupun aktivitas seksual yang tujuannya untuk membangkitkan gairah seksual. Apabila anak secara terus menerus mengkonsumsi pornografi, maka anak akan menimbulkan “adiksi”. Adiksi ini merupakan suatu hal yang dapat menggangu jalannya kehidupan yang normal. Addiksi ini berkolerasi dengan berbagai hal, yaitu: gangguan konsentrasi, depresi, gangguan kecemasan sosial (anak menjadi menyendiri dan berada di dunia yang dirahasikan), motivasi rendah, rendah diri, gangguan ereksi, dan gangguan seksual (hal ini disebabkan oleh cara kerja industri pornografi yang mendindoktrinasi anak atau pengguna agar memiliki keyakinan, sikap, dan perilaku seksual yang salah).

Apabila membahas mengenai pornografi, ada dua hal penting yang terjadi di otak, yakni apa yang terjadi dalam sitem limbik dan korteks prefrontal. Sistem limbik adalah bagian otak yang bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup seseorang, misalnya memastikan kebutuhan dasar terpenuhi (pangan, sandang, papan). Apabila dilakukan hal tersebut, maka system limbik akan mengeluarkan zat kimiawi yang dinamakan dopamin. Dopamin adalah zat yang dapat membuat seseorang merasa senang, sehingga kegiatan tersebut akan dicatat oleh bagian otak yang lain, sehingga akan diingat oleh otak dan membuat seseorang melakukan hal yang sama di kemudian hari. Ketika seseorang mengkonsumsi pornografi, individu tersebut akan “kebanjiran dopamin”. Banjir dopamin ini yang kemudian menjadi bahaya karena dapat merusak korteks prefrontal. Korteks prefrontal merupakan suatu bagian penting yang berfungsi sebagai “rem” otak yang mengontrol aktivitas anak. Apabila anak tidak mempunyai kontrol, anak dapat melupakan norma-norma ataupun nilai kehidupan yang telah dibangun sebelumnya.

Dalam hal adiksi, orang tua mempunyai tantangan besar di era digital karena adanya ketertarikan anak dalam dunia digital dengan segala kesenangannya. Sebagai bentuk untuk mencegah adiksi pornografi, orang tua dan guru perlu memainkan peran penting. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh orang tua dan guru, antara lain.

  1. Orang tua perlu mengedukasi diri sendiri, baik mengenai konten yang ada di internet maupun cara kerja otak.
  2. Orang tua dan guru perlu membanun hubungan dan komunikasi yang kuat dengan anak.
  3. Orang tua dan guru perlu mengembangkan bagian otak anak, terutama yang berhubungan dengan dopamine dan korteks prefrontal. Penting bagi orang tua dan guru menciptakan kegiatan yang menyenangkan dan sehat, serta memperkuat “rem” yang ada di otak anak.
  4. Mengadvokasi sekolah agar mempunyai kurikulum mengenai wellness atau kesehatan yang termasuk di dalamnya mengajari anak agar mencegah kecanduan pornografi.

Sebagai orang tua, diperlukan keterampilan pengasuhan untuk membentuk anak menjadi pribadi yang hebat dan tidak teradiksi terhadap dunia digital (pornografi). Terdapat dua prinsip penting dalam pengasuhan di dunia digital ini, antara lain.

  1. Membangun keteraturan (good habits)

Keteraturan merupakan hal penting untuk menciptakan kebiasaan baik pada anak. Dengan adanya kemungkinan anak teradiksi, maka keberaturan mungkin akan perlahan memudar. Tetapi, apabila orang tua secara terus menerus sadar untuk mengembangkan keteraturan, maka usaha ini akan menghilangkan adiksi (bad habits) dan memunculkan good habits baru.

  1. Keterampilan untuk mengelola emosi

Terdapat empat langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan emosi atau bisa juga disebut dengan LiRIkan Lola:

  1. Kenali

Kenali berkaitan dnegan bagaimana seseorang mengenali emosinya. Sebagai orang tua, perlu untuk membangun perbendaharaan kosa kata anak. Semakin kaya perbendaharaan kosa kata untuk emosi, maka akan memudahkan seseorang untuk mengambil keputusan dengan akurat.

  1. Sadari

Sadari berkaitan dengan bagaimana seseorang menyadari emosinya. Seperti contohnya, ketika anak masih berusia balita, orang tua dapat menebak apa yang dirasa anka agar kata yang telah dikenalkan orang tua dapat nyambung dengan apa yang dirasakan oleh anak.

  1. Ekspresikan

Ekspresikan berkaitan dengan bagaimana seseorang mengekspresikan apa yang dirasakannya. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang mengungkapkan emosinya melalui kata-kata. Perlu diketahui bahwa apabila anak sudah bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya, maka akan mudah bagi anak untuk mengelola emosinya.

  1. Kelola

Kelola berkaitan dengan bagaimana seseorang mengelola emosinya. Jika anak sudah bisa mengelola emosinya, maka anak akan mengetahui sebab dan solusi atas apa yang mereka rasakan.

Semua elemen masyarakat mulai dari unit terkecil sampai negara, dirasa perlu mengawasi dan mendampingi anak dalam dunia digital ini. Pencegahan terhadap adiksi gadget dan bagaimana menggunakan gadget hingga menghasilkan manfaat, merupakan salah satu kunci untuk menjadikan anak sebagai penurus bangsa yang unggul. Mari bersama mendampingi, melindungi, dan hadir dalam upaya pencegahan adiksi di dunia digital. Mari hadir dan bersama dengan anak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan samapai kita semua menyesal.

               

Siberkreasi

In Collaboration with

Yayasan Sejiwa

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

]]>
BINCANG SEJIWA Episode 1 : “Anak juga bisa jadi penggerak: Karakter Luhur Sebagai Inti Dari Setiap Pribadi” https://sejiwa.org/notulensi-sesi-perdana-bincang-sejiwa/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:05 +0000 http://sejiwa.org/?p=2560 BINCANG SEJIWA Episode 1
“Anak juga bisa jadi penggerak: Karakter Luhur Sebagai Inti Dari Setiap Pribadi
Senin, 01 Juni 2020

 

Yayasan SEJIWA 3 2Narasumber:
  • Hilyatul Aulia Syahrul (Anak Inspiratif dari Bulukumba)
  • Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
  • Doni Koesoema (Pakar Pendidikan Karakter)

Pembawa Acara:

  • Andika Zakiy (Koordinator Program Yayasan SEJIWA)

 

 

 

Ringkasan dari program Bincang Sejiwa

Kegiatan ini dibuka oleh pembawa acara yaitu, Andhika Zakiy dari Koordinator Program SEJIWA dengan memperkenalkan semua narasumber. Kemudian dilanjut oleh Ibu Diena menjelaskan, “Apa itu bincang SEJIWA dan apa yang mendasari terbentuknya program ini”, Bincang SEJIWA merupakan acara ‘online hangout’ untuk orang tua, guru, anak, serta anggota masyarakat peduli anak, dengan tagline “Menguatkan Karakter Luhur pada Anak”. Tujuan dari program ini adalah terciptanya keluarga yang bahagia, anak yang ceria dan kreatif, serta masyarakat yang mampu saling mendukung dan menumbuhkan. Selain itu, diadakannya bincang sejiwa pada hari ini yaitu juga bertepatan pada hari kebangkitan pancasila dimana didalam pancasila terbentuk juga karakter-karakter bangsa Indonesia. Dan selain itu bincang sejiwa juga diharapkan dapat menguatkan karakter-karakter anak indonesia, dan bisa mengimpikan anak indonesia bisa berkarakter sesuai nilai pancasila. Serta juga yang sudah dijelaskan oleh bapak nadiem makarim selaku bapak mentri pendidikan mengatakan tentang pentingnya dan penguatan pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga, sekolah dan juga masyarakat. Dan terakhir, bincang sejiwa menampilkan praktek-praktek baik yang menginspirasi dan yang berdampak dimasyarakat terkait penguatan karakter luhur pada anak dan juga akan terus dapat menghadirkan orang-orang yang sudah mempraktekan pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga, sekolah juga masyarakat agar terus bisa menginspirasi semua orang yang menonton bincang sejiwa.

Selanjutnya, penjelasan dari Bapak Donie Koesuma tentang “Apa itu karakter Luhur? Kenapa karakter luhur sangat dibutuhkan dan harus dimiliki oleh semua orang?”,  bahwa sesungguhnya saat kita berbicara tentang karakter luhur, kita berbicara tentang diri kita tentang apa yang membuat manusia menjadi manusia yang sesungguhnya. Dan sebenarnya karakter luhur itu adalah cerminan dari manusia itu sendiri dan juga ditambahkan oleh Bay pascal yang mengatakan bahwa “yang membedakan manusia dengan manusia lainnya itu adalah keluruhannya yang ada didalam dirinya”. Serta terdapat salah satu karakter dari 6 Profil Pelajar Pancasila Mendikbud Nadiem, yaitu salah satunya adalah akhlak mulia. Bahkan manusia sebenarnya juga mampu merubah diri dan mentranformasi pikiran untuk menjadi manusia yang berkarakter luhur serta kita juga perlu belajar hal-hal dari karakter baik agar menjadi berkarakter luhur. Dan berharap dari bincang sejiwa ini banyak nantinya contoh-contoh dari karakter luhur yang bisa menjadi contoh dan inspirasi kita untuk menjadi manusia yang berkarakter luhur.

Selanjutnya, dijelaskan seseorang yang tumbuh dan berkembang di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Hilyatul Aulia Syahrul, yang akrab disapa Ila, selalu mendengar pepatah ini dari neneknya. Wanita-wanita kuat dalam kehidupan Ila memotivasinya untuk menjunjung tinggi pendidikan. Ibu Ila merupakan satu-satunya orang dalam keluarga yang lulus dari sekolah menengah, dan menunjukkan kepada Ila bagaimana pendidikan dapat membuka peluang profesional dan ekonomi baru untuk kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik. Meski banyak anggota keluarganya yang berpendidikan rendah atau tidak sama sekali, mereka semua mendukung Ila untuk bersekolah setinggi mungkin. Ila juga dikelilingi oleh keluarga yang sangat mendukung ila untuk mendapatkan pendidikan yang layak juga memberikan support kepada ila untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak putus asa untuk mengejar cita-cita juga mimpinya. Terdapat juga sosok kakek dan paman yang membuat ila mau berubah. Sosok Kakek ila ini adalah salah satu tokoh masyarakat di daerah Bulukumba, beliau sering bercerita kepada ila tentang sejarah pada zaman dahulu, pahlawan, dan juga memberikan motivasi untuk ila harus menjadi sosok yang nasionalisme, tidak mudah menyerah dan tidak putus asa. Juga paman ila yang berpesan kepadanya, “semoga ila dan saudara-saudara mendapatkan pendidikan yang layak dan teruslah mengejar mimpimu”. Kalimat itulah yang menjadikan prinsip hidup ila untuk berubah menjadi lebih baik diri sendiri maupun juga lingkungannya.

Dari lingkungan sekolah ila juga mendapatkan dukungan dari teman-teman maupun guru-guru yang mengajar ila disekolah. Ada ibu guru dan bapak mahdar yang membuat ila terbuka pikirannya untuk terus berubah menjadi lebih baik, Bapak mahdar ini tidak hanya mengajar 2 jam dikelas tetapi beliau membagi waktu 1 jam untuk mengajar dan 1 jam lagi untuk sharing, memberikan motivasi juga mendengarkan curahan hati murid-murid agar mereka tidak hanya mendapatkan pelajaran sekolah tetapi juga mendapatkan pelajaran hidup untuk terus berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya serta mengatakan bahwa belajar bisa dimanapun dan kapanpun.

Dari segi pribadi, ila juga memiliki kebiasaan atau hobby gemar membaca dari usia 11 tahun. Alasan ila membaca buku adalah ia ingin melihat dunia lebih jauh, dan ia ingin melihat pendidikan yang luar biasa serta melakukan sesuatu untuk daerahnya. Mulai dari rasa penarasan yang cukup tinggi dan ingin merubah lingkungan, ila membaca banyak buku-buku yang ila suka dan berhubungan dengan apa yang ia ingin lakukan, termasuk buku ahmad fuadi dan biografi orang-orang hebat Indonesia yang dimana mereka menjalani hidup dengan penuh tantangan dan bagaimana cara mereka bisa melewati masalah hidup. Itu semua yang membuat si ila lebih terbuka lagi untuk berubah untuk diri sendiri maupun lingkungannya.

Kemudian dilanjutkan pertanyaan dari Ibu Diena kepada Ila tentang dengan perpustakaan ”Mari Mengenal Dunia”. Lalu ila menjawab, bahwa ila peduli dengan pendidikan yang ada di Indonesia dan ila juga ingin anak-anak di Indonesia medapatkan pendidikan yang layak dan hal-hal yang bisa dicontoh dari dirinya. Alasan ila membangun perpustakan “mari mengenal dunia” dari salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Sabang Marauke dan Ashoka dimana harus melakukan final project, yaitu harus menceritakan apa yang sudah dilakukan atau selama kegiatan dan siap melakukan perubahan dari keresahan yang dirasakan oleh Ila untuk lingkungannya menjadi lebih baik.

Begitulah kisah sosok ila yang sangat menginspirasi anak muda sekarang ini. Menurut Doni Koesuma, Ila ini sudah menjadi sosok pribadi yang dapat di contoh dan sangat menginspirasi semua orang. Ila ini juga memiliki akhlak mulia, yaitu dengan melakukan hal baik serta melibatkan banyak orang yang dapat mendukung ia untuk merubah lingkungannya yang bisa mendapatkan fasilitas membaca buku dengan membuat perpustakaan ”Mari Mengenal Dunia”.

Kesimpulan dari Bincang Sejiwa kali ini yaitu, untuk para anak-anak muda sekarang ini, kalian dapat menjadi pribadi lebih baik dengan adanya kemauan dan kepekaan dari diri sendiri. Pesan dari Ila, kita tidak usah mengurusi kehidupan orang lain karena akan menghabiskan banyak waktu dan pikiran sampai kita lupa untuk berubah menjadi pribadi lebih baik. Dan juga manusia itu makhluk sosial, kalau kita bersikap bodo amat. Mungkin kita tidak bermanfaat untuk orang lain. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, Siapa lagi?. Pesan dari Bapak Doni, Saya salut dengan ila, sudah mampu membaca banyak buku yang isinya tokoh-tokoh besar memang memiliki pemikiran yang luar bisa dan membuat motivasi kepada diri sendiri. Ayo kita biasakan untuk membaca, mulai lah dengan membaca yang kamu senangi. Untuk orang tua dan guru, ini menjadi tantangan yaitu harus membagi waktu mengajar, mendidik dan memberika waktu untuk sharing inspirasi kepada anak-anak. Karena anak-anak itu merupakan change maker dengan tidak diukur dari usia, dari usia anak atau dewasa semuanya bisa merubah dirinya tergantung dari dirinya, dan setiap individu mampu merubah pikiran dan bisa merubah yang ada dimasyarakat. Pesan dari Ibu Diena, dari dalam rangka hari lahir pancasila dan dari 6 pilar pelajar pancasila yang digaungi oleh Bapak Nadiem Makarim selaku Mentri Pendidikan Indonesia yaitu, Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Kebhinekaan Global, Gotong Royong dan Kreatif. Ini menjadi modal untuk hidup dengan perbedaan dan tantangan yang kita hadapi untuk masyarakat di Indonesia. Teruslah berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan semua ini juga terdapat semua didalam diri Ila, berharap ila trus menjadi sosok menjadi inspirasi untuk anak-anak indonesia. Dan anak anak bisa menjadi karakter yang ada di pancasila dan melakukan praktek nilai-nilai luhur. Intinya, sepanjang hidup kita bisa berubah menjadi pribadi yang luhur.

Bincang Sejiwa perdana ini menginspirasi kita, menantang kita untuk berpikir melebihi diri kita sendiri, dan bermimpi melampaui kenyataan kita saat ini. Banyak pembaharu muda, seperti Ila, menggunakan seni bercerita sebagai inti dari gagasannya untuk membawa perubahan. Didorong oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kegemarannya di dunia literasi, Ila, bersama teman-teman dan gurunya, mendirikan sebuah perpustakaan umum untuk membangun budaya membaca, belajar, dan membawa perubahan di kalangan anak-anak dan remaja. Ila percaya bahwa Indonesia dapat bangkit menjadi negara yang lebih sejahtera dengan memberdayakan generasi muda dengan literasi perubahan (changemaking literacy). “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan.” Kata Ila.

Salam damai,

Yayasan SEJIWA

“Service for Peace”

 

Kalian bisa menonton program “Bincang Sejiwa” diYoutube kami: https://www.youtube.com/watch?v=CmD2DchGWd4

]]>
SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING Sesi 1 : “Berbincang Asyik dengan Anak” https://sejiwa.org/ringkasan-siberkreasi-class-smart-parenting-sesi1/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:05 +0000 http://sejiwa.org/?p=2564 WhatsApp Image 2020 06 10 at 23.22.38 1RINGKASAN SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING

“Berbincang Asyik dengan Anak”

Rabu, 3 Juni 2020

Via Zoom Meeting

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

Setiap anak memiliki keunikan, bahkan pemahaman berbeda dalam menyerap informasi, termasuk ketika berkomunikasi dengan orangtuanya. Lalu, bagaimana sebaiknya agar komunikasi antara orangtua dan anak dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan?.

 

Siberkreasi berkolaborasi dengan SEJIWA dan mitra jejaring, hadir untuk menambah pemahaman para orangtua dan juga guru, dalam program “Siberkreasi Class : Smart Parenting“. Dalam program ini, para orangtua dan guru diharapkan mampu menembus kebuntuan berkomunikasi dengan anak lewat pemahaman masalah, penguatan koneksi serta penggunaan gaya komunikasi yang tepat. Kelas pertama ini, bertemakan : “Berbincang Asyik dengan Anak” dengan narasumber yaitu,

✅ Pemantik : Diena Haryana (Sejiwa) @yayasansejiwa

✅ Nara sumber : Nyimas Diane (Diane Learning Centre) @deeindonesiaparenting

✅ Moderator : Mira Sahid @mirasahid

 

BERIKUT RINGKASAN SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING

Pada kelas ini akan membahas tentang Apa?Mengapa? dan Solusi dari bincang asyik dengan anak agar bisa menemukan jawaban dari masalah berkomunikasi antara orang tua dan anak. Mari kita bahas satu persatu, dari Apa yang dimaksud dengan bincang asyik dengan anak? Yaitu, cara orang tua berbicara dengan anak, sehingga anak dapat memahami pesan yang disampaikan orangtua dan menghasilkan perubahan perilaku positif (positive attitude change) pada diri anak sebagai seorang yang unik. Komunikasi antara anak dan orang tua merupakan dasar bagaimana orang tua dan anak membentuk hubungannya. Salah satu hal yang dapat menunjang hal ini adalah dengan adanya komunikasi dengan anak. Komunikasi yang buruk antar orang tua dan anak tentu dapat membuat hubungan orangtua dan anak bertambah buruk.  Namun, banyak orangtua mungkin tidak menyadari hal ini. Komunikasi dengan anak mungkin merupakan hal yang sederhana dan terkesan mudah dilakukan, tapi ternyata memiliki manfaat yang besar terhadap perkembangan anak.

Selanjutnya yaitu, Mengapa perlu berbincang asyik dengan anak?. Karena dapat membangun komunikasi dengan anak kecil dapat membantu dalam mengembangkan rasa kepercayaan diri anak, membangun rasa harga diri anak, membangun konsep diri anak yang positif, dan dapat membantu anak dalam membangun hubungan dengan orang lain yang ada disekitarnya.

Menurut Mba Dee, terdapat beberapa alasan mengapa perlu berbincang asyik dengan anak antara lain:

  1. Menguatkan kedektan anatara orangtua dan anak
  2. Meningkatkan kemampuan berbahasa dan berpikir
  3. Mengubah perilaku menjadi lebih positif
  4. Anak merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai orang tua sehingga mereka akan terbuka membicarakan semua permasalahan
  5. Orantua lebih muda menerima ide, keinginan, keluhan dan harapan anak sehingga dapat mengembangkan perilaku positif pada diri anak.

Mungkin juga anda suka melihat anak kecil yang pemalu didepan umum, hal ini mungkin salah satunya disebabkan karena komunikasi orangtua dengan anak kurang terjalin dengan baik. Komunikasi dengan anak yang terjalin dengan baik juga dapat membuat hubungan anak dan orangtua terasa menyenangkan. Sebaliknya, komunikasi yang terjalin dengan buruk dapat membuat anak tidak menghormati orangtuanya, sering terjadi pertengkaran antara anak dan orangtua, dan perasaan tidak berharga pada anak. Komunikasi antar orang tua dan anak yang baik dapat mempererat hubungan orangtua dan anak.

Terakhir, adapun Solusi dan Implementasi dari bincang asyik dengan anak. Sebelumnya kita harus mengenali beberapa gaya komunikasi orang tua kepada anak. Dalam pengasuhan terdapat 3 gaya komunikasi, yaitu:

  1. Gaya Komunikasi Pasif

Adalah tidak menyampaikan pandangan kepada anak dengan jelas, lebih senang mengalah untuk menghindari konflik dengan anak dan melakukan pembiaran/cuek kepada anak.

Adapun ciri-ciri gaya komunikasi pasif, yaitu:

  1. Perilaku tidak spontan
  2. I’m Not Ok, You’re Ok
  3. Lose-Win Solution

Dampak menggunakan gaya komunikasi pasif, yaitu:

  1. Membuat anak sulit dikontrol baik sikap dan perilakunya
  2. Cenderung mudah melawan

 

  1. Gaya Komunikasi Agresif

Adalah menyampaikan pendapat dan perasaannya tanpa menghargai pendapat anak. Orangtua lebih banyak memaksa kehendak dan menekan anak, kerap kali memahari anak baik fisik atau verbal.

Adapun gaya komunikasi agresif, yaitu:

  1. Perilaku tidak spontan
  2. I’m Ok, You’re not Ok
  3. Win-Lose Solution

Dampak menggunakan gaya komunikasi agresif, yaitu:

  1. Anak dapat menjadi tertutup
  2. Anak menjadi cenderung pendiam dan stress
  3. Cenderung mencari pelarian untuk melampiaskan emosinya, misalnya dengan marah atau membully orang lain

 

  1. Gaya Komunikasi Asertif

Adalah menyampaikan pendapat, perasaannya dan pikirannya dengan menghargai pendapat, pikiran dan perasaan anak. Tegas tapi ramah. Hangat dalam berinteraksi.

Adapun gaya komunikasi Asertif, yaitu:

  1. Perilaku Spontan
  2. Membuka komunikasi
  3. Jujur
  4. Win-win solution

Manfaat menggunakan gaya komunikasi Asertif, yaitu:

  1. Lebih percaya diri
  2. Pandai menyesuaikan diri
  3. Bertanggung jawab
  4. Mandiri
  5. Lebih bahagia

Adapun hal-hal penting yang harus dilakukan dalam komunikasi asertif, antara lain:

  1. Kontak mata

Pandanglah mata lawan dengan tatapan hangat dan sayang.

  1. Bahasa tubuh

Relaks, condong kearah lawan bicara.

  1. Intonasi dan volume suara

Cukup terdengar, hangat, tenang.

  1. Membangun rasa aman

Membuka diri untuk memahami lawan bicara

Parents, menggunakan gaya komunikasi asertif memang bukan hal yang mudah, kita harus melewati proses belajar yang cukup memakan waktu. Namun, dengan gaya komunikasi asertif dapat mengurangi beban pikiran karena menjadi asertif dapat membuat diri kita mampu menyatakan sikap tanpa perlu dipenuhi rasa bersalah, namun tetap membuka lebar telinga kita terhadap berbagai respon yang muncul.

 

Selain itu, adapun penghalang dalam berkomunikasi antara orang tua dan anak,yaitu:

  1. Mengatur, memerintah, mengarahkan
  2. Mengancam
  3. Memberikan kritikan di saat yang tidak tepat
  4. Mencap/melabel
  5. Menyalahkan
  6. Meremehkan
  7. Membandingkan
  8. Menyindir
  9. Menghibur

Solusi dari bincang asyik dengan anak, yaitu:

  1. Pahami perasaan anak
  2. Menjadi pendengar aktif
  3. Pesan diri
  4. Kalimat positif
  5. Pujian efektif
  6. Abaikan perilaku yang tidak penting
  7. Berikan konsekuensi bila diperlukan
  8. Jadilah teladan dan lakukan pembiasaan

Hal ini tentu membantu orangtua dalam memahami setiap perkembangan anak-anaknya. Karena perkembangan anak bisa berbeda-beda ditiap usianya. Dengan komunikasi, orangtua bisa mengetahui seperti apa anak mereka, apa yang mereka suka lakukan, dan tidak suka lakukan. Beberapa psikolog juga telah menemukan bahwa anak yang menjalin komunikasi baik dengan oangtuanya memiliki risiko yang lebih rendah untuk melakukan hal-hal buruk, seperti penyimpangan seksual, merokok, narkoba, serta kekerasan.

Jadi, temukan pola komunikasi anda dengan anak yang baik dan membuat anak nyaman akan hal tersebut. Beberapa anak mungkin tidak terlalu nyaman jika orangtua mengetahui setiap apa yang dilakukan anak. Kuncinya adalah menjadi ingin tahu tanpa mengganggu aktivitas anak. Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang efektif, karena komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan. Artinya, bagaimana orangtua menggunakan pola komunikasi yang lebih fleksibel pada aturan yang berlaku. Misalnya apa yang dikatakan orangtua tetap penting tetapi masih memungkinkan bagi anak untuk mengemukakan pikirannya, berupa ide, pendapat, saran, dan saling mendengar.

Pola komunikasi seperti ini, lebih memungkinkan bagi anak untuk dapat mengatasi masalah atau memecahkan masalah, karena ada interaksi dalam komunikasi, tentunya dengan tetap memperhatikan norma-norma dan tanpa menghilangkan eksistensi sebagai orangtua maupun anak. Komunikasi seperti ini memberikan lebih banyak kesempatan pada anak untuk menjelaskan permasalahan yang muncul dan ada banyak kemungkinan bagi anak untuk mengekspresikan eksistensinya sebagai bagian dari komunikasi yang berlangsung. Apalagi jika diperkuat dengan pernyataan-pernyataan yang membesarkan hati.

Akhirnya, dimata anak, orangtua adalah figur idola yang kesehariannya merupakan contoh yang selalu ditiru. Dengan memainkan peran orangtua dengan benar dan sebaik mungkin dalam mendidik dan mengasuh anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Yang tak kalah pentingnya anak akan tumbuh berkarakter dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk dari luar serta menjadikan anak yang berkepribadian baik yang akan menjadi aset generasi penerus bangsa dimasa depan.

 

Siberkreasi

In Collaboration with

Yayasan Sejiwa

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

]]>
SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING Sesi 2: “Menjadi Ayah Keren” https://sejiwa.org/menjadi-ayah-keren/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:05 +0000 http://sejiwa.org/?p=2568 SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING

EPISODE 2

““Menjadi Ayah Keren”

Sabtu, 6 Juni 2020

Via Zoom Meeting

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

WhatsApp Image 2020 06 10 at 22.49.41 2

 

✅ Pemantik : Diena Haryana (Sejiwa) @yayasansejiwa

✅ Nara sumber :

Bukik Setiawan M.Ps (Ketua Kampus Guru Cikal)

Bagus Dibyo Sumantri (Pegiat Sekolah Ramah Anak)

✅ Moderator : Mira Sahid @mirasahid

 

Berkolaborasi dengan SEJIWA dan mitra jejaring, kelas kedua “Siberkreasi Smart Parenting” kali ini bertema: Mari kita dengarkan suara para ayah tentang perannya menjadi kepala keluarga, teladan yang baik untuk anak, serta partner yang solid bagi istri dalam mendidik anak.

Jika dulu peran ayah dalam keluarga dianggap hanya sebatas mencari nafkah, pandangan seperti itu pun lamat laun kian bergeser. Dimana para ayah sudah mulai banyak terlibat dalam pengasuhan. Biar bagaimanapun peran ayah dalam keluarga sangat penting karena akan memengaruhi tumbuh kembang dan membentuk karakter positif anak dikemudian hari.

Apa yang perlu dilakukan agar peran ayah dalam keluarga dan pengasuhan dapat maksimal? Pertama, memberikan kepercayaan kepada Ayah agar tidak merasa minder ketika ia harus mengasuh anak. Maka dari itu, sang Ibu sebaiknya memberikan kepercayaan agar ayah tidak merasa perasaan tersebut. Kedua, Pembagian tugas berdasarkan kesepatakan misalnya hari ini ayah yang mengatur jemput si kecil kesekolah, besok giliran sang ibu dan sebagainya. Atur pembagian tugas tersebut sesuai dengan jadwal masing-masing. Ketiga, Jadikan komunikasi sebagai prioritas dengan selalu bicarakan dengan pasangan mengenai si kecil. Dan Ke empat, Playdate dengan si kecil. Karena membesarkan dan mendidik anak bukan sekedar tentang memikirkan bagaimana si kecil bisa ini dan itu. Meluangkan waktu untuk bersenang-senang dengan anggota keluarga secara lengkap juga merupakan moment membersarkan anak yang tak kalah penting untuk perkembangannya yang optimal.

Selaras apa yang dikatakan oleh narasumber untuk menjadi ayah keren, “kita sebagai suami kalau bisa membagi waktu dengan istri itu perlu, agar saling tugas dengan istri dan berbagi peran”  kata Mas Bagus. Dan juga ditambah oleh Mas Bukik “menjadi ayah keren itu bisa meluangkan waktu untuk anak, walau hanya sebentar, agar anak merasakan kehadiran sosok Ayah”. Disimpulkan oleh Ibu Diena, “Hal terpenting, biarkan si kecil merasakan bagaimana hangatnya moment yang ia habiskan bersama ayah dan bundanya”

 

Siberkreasi

In Collaboration with

Yayasan Sejiwa

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

]]>
BINCANG SEJIWA Episode 2 : Membangun Karakter Anak lewat Seni “Bercerita” https://sejiwa.org/bincang-sejiwa-episode-2-membangun-karakter-anak-lewat-seni-bercerita/ Wed, 13 Mar 2024 04:01:05 +0000 http://sejiwa.org/?p=2576 BINCANG SEJIWA

Membangun Karakter Anak lewat Seni “Bercerita”

Minggu, 07 Juni 2020

Live Streaming di kanal Youtube Yayasan SEJIWA

Yayasan SEJIWA 2 2Narasumber:

  • Kak Aio (Pendiri Ayo Dongeng Indonesia)
  • Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
  • Doni Koesoema (Pakar Pendidikan Karakter)

Pembawa Acara:

  • Wuri Ardianingsih (Academic Advisor Yayasan SEJIWA)

 

Salah satu cara menanamkan karakter positif yang menyenangkan anak adalah melalui dongeng. Kak aio “banyak orang tua yang beralih ke sosial media, padahal dongeng itu mudah tanpa perlu pakai kuota, tidak akan kehabisan batre, dan cerita nya bisa apapun. Dan itu kenapa, kami menggaungkan dan mengkampanyekan bahwa dongeng itu gampang dan jangan membandingkan dengan pendongeng handal.” Kata Kak Aio. Dilanjut oleh mas Doni, “Nilai nilai luhur itu sebenarnya ada didalam cerita, serta perlu adanya orangtua dalam bercerita untuk anak. Dan berilah ruang kepada anak untuk juga bercerita”

Dimulai dengan ruang lingkup terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga, bagi anak-anak mendengarkan dongeng atau cerita yang diceritakan oleh orang tuanya dapat mengasah fantasi dan imajinasi anak. Selain sebagai sarana untuk mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak, orang tua juga dapat menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak tanpa terkesan menggurui.

Ada beberapa karakter anak yang dapat ditumbuhkan dengan cara mendongeng, antara lain: Pertama, menanamkan etika dan nilai-nilai kehidupan, misalnya kejujuran, rendah hati, rasa empati, juga sikap tolong menolong. Saat mendongeng orang tua harus pandai memilih isi cerita yang hendak diberikan kepada anak. Banyak ahli menyarankan untuk tidak mermberikan cerita dengan tokoh yang berwatak jahat. Pemilihan tema cerita untuk anak dapat disesuaikan dengan usia anak.

Kedua, kepedulian terhadap lingkungan dan sosial, cinta tanah air. Hal ini didapat dari nilai-nilai luhur dan nasehat yang terkandung dalam cerita yang disampaikan. Seperti cerita rakyat, fabel, hingga yang bersifat tematik seperti transportasi, kebersihan, kesehatan dan sebagainya.

Ketiga, membantu anak untuk berimajinasi. Imajinasi membantu anak untuk berpikir kreatif dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Pada saat mendengarkan dongeng, pikiran anak akan terangsang untuk menggambarkan situasi seperti yang ia dengar, kosakata juga akan bertambah, sehingga membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikirannya.

Keempat, merangsang minat baca anak dan rasa ingin tahu. Setelah mendengar satu dongeng, seringkali anak kemudian tertarik untuk mendengar cerita yang lain. Pada saat itulah menjadi kesempatan bagi orang tua untuk mengenalkan buku-buku bacaan.

Agar dongeng menarik dan pesan cerita dapat disampaikan dengan baik, mendongeng dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan membacakan buku dongeng bergambar, menggunakan peralatan seperti boneka tangan, dengan gaya bahasa dan gaya tubuh, atau dengan cara menggambar langsung.

Di zaman modern ini, dongeng  menghadapi tantangan berat untuk tetap tumbuh dan berkembang di masyarakat, serta beberapa tantangan untuk berinovasi terutama dalam cara penyajian untuk bersaing dengan cerita-cerita fiksi dari luar negeri. Selain itu tantangan tersebut juga datang dari derasnya arus informasi dan globalisasi yang membuat persaingan dongeng  yang ada di Indonesia dengan cerita luar negeri menjadi begitu ketat, banyak pula orangtua yang telah meninggalkan budaya mendongeng sebelum tidur yang sarat akan pelajaran akan nilai-nilai luhur dengan alasan sibuk, hal ini tanpa disadari sedikit demi sedikit telah membuat anak-anak lupa akan jati diri mereka. Pesan terakhir ditutup oleh Mba diena, “Bahwa harus meluangkan waktu bersama anak dengan bercerita dan harus dimanfaatkan serta dinikmati dan yakinlah dengan membacakan dongeng kita akan melihat ekspresi anak. Ayo kita mendongeng untuk anak!”

Salam damai,

Yayasan SEJIWA

“Service for Peace”

Ingin lihat video selengkapnya klik link berikut : https://youtu.be/42XJ7WrhhXU

 

]]>